”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang sholehah.” (HR. ...an-Nasa’I dan Ahmad)
Fabiayyi alaairobbikumaa tukadzdzibaan..[Q.S.Ar Rahman:13]

Friday, December 31, 2010

Bagaimana Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi

Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai ngetrend di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru. Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru?

Bolehkah Merayakannya?

Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at. Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim.

Sunday, December 26, 2010

** Proposal Nikah **

Latar Belakang
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".
Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).

Sunday, December 19, 2010

Argumentasi, Lelaki Shalih, dan Cinta

dakwatuna.com – “Bila seorang laki-laki yang kamu ridhai agama dan akhlaqnya meminang,” kata Rasulullah mengandaikan sebuah kejadian sebagaimana dinukil Imam At Tirmidzi, “Maka, nikahkanlah dia.” Rasulullah memaksudkan perkataannya tentang lelaki shalih yang datang meminang putri seseorang.

“Apabila engkau tidak menikahkannya,” lanjut beliau tentang pinangan lelaki shalih itu, “Niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” Di sini Rasulullah mengabarkan sebuah ancaman atau konsekuensi jika pinangan lelaki shalih itu ditolak oleh pihak yang dipinang. Ancamannya disebutkan secara umum berupa fitnah di muka bumi dan meluasnya kerusakan.

Wednesday, December 15, 2010

Sifat Kelembutan Rasulullah Saw


Nabi Muhammad saw tak pelak lagi adalah contoh teladan sempurna, tidak saja bagi masyarakat, keluarga bahka diri beliau sendiri. Karena kedamaian dengan Tuhan tidak akan tercapai jika kita belum bisa berdamai secara masyarakat dan berdamai dengan diri sendiri.

Terhadap keluarga khususnya istri-istri beliau, beliau menampak contoh teladan yang baik sekali kepada kita, misalnya dalam hal perlakuan kasih sayang terhadap istri, tidak memperlakukan kasar terhadap istri beliau.

Tuesday, December 14, 2010

Puasa Sunnah ‘âsyûrâ` 9--11 Muharam 1432 H

Shaum ‘âsyûrâ` adalah shaum (puasa) hari âsyûrâ`, yaitu hari ke-10 bulan Muharram. Shaum pada hari ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang shaum pada hari Asyura`, maka beliau menjawab :



يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ
...


“(Shaum tersebut) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.” [HR. Muslim 1162)



Shaum ini merupakan shaum sunnah. Dulu Nabi shalallahu’alaihi wa sallam biasa melakukannya. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ummul Mu`minin Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu’anha :

Monday, December 13, 2010

*** TERIMA KASIH ***

Sebuah terima kasih adalah sikap, sebelum ia menjadi ucapan yang terlihat sangat ringan. Sepotong kata terima kasih adalah keyakinan, sebelum ia meluncur dalam kata-kata yang terlihat sangat biasa. Maka untuk mengucapkannya kita pun harus menata jiwa, merapikan hati, mengelola perasaan, untuk sebuah keputusan berterima kasih, atas sesuatu, bahkan yang tak menyenangkan. Maka logika terima kasih, memiliki tempat yang rumit dalam psikologi sikap.
Sesungguhnya seluruh peristiwa hidup yang kita terima, adalah rangkaian peran demi peran dari banyak pihak. Peran-peran itu layak mendapat apresiasi terima kasih. Puncak dari segala peran adalah peran Allah Swt, kuasa-Nya. Kekuatan-Nya, pada yang besar atau yang kecil.
Pada yang kuat atau yang lemah. Pada yang terlihat atau yang tersembunyi. Pada yang di mengerti atau tidak dimengerti oleh manusia.
Pada proses ketika kita memutuskan berterima kasih seteleh mendapatkan sesuatu yang baik maupun setelah dihardik, di tengahnya ada serentetan argumen-argumen, yang banyak orang tidak mengerti dan memahaminya. Bahwa tak jadi soal dianggap hina bila Allah masih memberi kehormatan.
Begitulah Sebuah terima kasih mengalir menuju Allah SWT.
Melewati lorong-lorong pemikiran yang begitu panjang. Lantas terima kasih untuk hal yang menyenangkan, pun punya prinsipnya yang juga luar biasa.
Dalam soal kebajikan yang kita terima dari orang lain, orang lain yang memberi kebaikan, harus kita balas. Kita diajarkan untuk membalas budi baik orang dengan setimpal, atau yang lebih.
Tetapi kita juga diajarkan tentang arus akhir dari terima kasih, adalah do’a kita, agar Allah membalas orang yang memberi kita kebaikan itu dengan balasan yang setimpal, ‘jazakumullah’, semoga Allah memberinya balasan. Artinya, terima kasih untuk sebuah investasi kebajikan yang diberikan orang kepada kita.
Orang-orang yang tulus tidak pernah gila terima kasih, mereka tidak pernah terganggu oleh itu. Maka kita yang menikmati ketulusan itu yang memerlukan terima kasih, sebagai penebusan akan tanggung jawab, serta pembalasan minimal yang patut.
Dalam pengertian ini, ucapan terima kasih, pertama-tama merupakan kepentingan pihak yang mengucapkan, sebelum pihak yang menerima ucapan itu.
Ada pernyataan di sana, pengakuan, kesadaran, dan keberanian menepis keangkuhan.
Maka di sini, terima kasih adalah pendefinisian tentang diri kita sendiri, lebih dari sekedar cermin, atau citra basa-basi. Berterima kasih adalah ucapan verbal yang ringan dan mudah, tetapi tidak semua orang menyadari akan kepentingan, unergensi dan nilai-nilai yang ada di baliknya.
Arogansi dan keangkuhan seringkali menjadi bagian utama keengganan sesorang untuk mengucapkan terima kasih.
Begitulah terima kasih menjalankan fungsinya, berliku namun nyata kesudahannya. Landai tapi meninggi menuju puncak maknanya. Sederhana di lahirnya, tapi luar biasa pada filosofi dan prinsip mendasarnya.
Terima kasih menorehkan semangat keberartian pada diri orang-orang yang telah berkarya, memberi, membagi, dan juga menyediakan bagian-bagian tertentu dari hidupnya untuk orang lain. Tapi juga keberartian kita sendiri, para penikmat kebaikan Allah SWT dan kebaikan orang lain, yang sering kali kita lupa.

Antara Adat dan Ibadah

Ini adalah sub kajian yang sangat penting yang membantah anggapan orang yang dangkal akal dan ilmunya, jika bid’ah atau ibadah yang mereka buat diingkari dan dikritik, sedang mereka mengira melakukan kebaikan, maka mereka menjawab : “Demikian ini bid’ah ! Kalau begitu, mobil bid’ah, listrik bid’ah, dan jam bid’ah!”

Sebagian orang yang memperoleh sedikit dari ilmu fiqih terkadang merasa lebih pandai daripada ulama Ahli Sunnah dan orang-orang yang mengikuti As-Sunnah dengan mengatakan kepada mereka sebagai pengingkaran atas teguran mereka yang mengatakan bahwa amal yang baru yang dia lakukan itu bid’ah seraya dia menyatakan bahwa “asal segala sesuatu adalah diperbolehkan”.

Ungkapan seperti itu tidak keluar dari mereka melainkan karena kebodohannya tentang kaidah pembedaan antara adat dan ibadah. Sesungguhnya kaidah terseubut berkisar pada dua hadits.

Pertama : Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Barangsiapa melakukan hal yang baru dalam urusan (agama) kami ini yang tidak ada di dalamnya, maka amal itu tertolak”.

Hadits ini telah disebutkan takhrij dan syarahnya secara panjang lebar.

Kedua : Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam peristiwa penyilangan serbuk sari kurma yang sangat masyhur.

“Artinya : Kamu lebih mengetahui tentang berbagai urusan duniamu”

Hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim (1366) dimasukkan ke dalam bab dengan judul : “Bab Wajib Mengikuti Perkataan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Dalam Masalah Syari’at Dan Yang Disebutkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Tentang Kehidupan Dunia Berdasarkan Pendapat”, dan ini merupakan penyusunan bab yang sangat cermat

Atas dasar ini maka sesungguhnya penghalalan dan pengharaman, penentuan syari’at, bentuk-bentuk ibadah dan penjelasan jumlah, cara dan waktu-waktunya, serta meletakkan kaidah-kaidah umum dalam muamalah adalah hanya hak Allah dan Rasul-Nya dan tidak ada hak bagi ulil amri [1] di dalamnya. Sedangkan kita dan mereka dalam hal tersebut adalah sama. Maka kita tidak boleh merujuk kepada mereka jika terjadi perselisihan. Tetapi kita harus mengembalikan semua itu kepada Allah dan Rasul-Nya.

Adapun tentang bentuk-bentuk urusan dunia maka mereka lebih mengetahui daripada kita. Seperti para ahli pertanian lebih mengetahui tentang apa yang lebih maslahat dalam mengembangkan pertanian. Maka jika mereka mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan pertanian, umat wajib mentaatinya dalam hal tersebut. Para ahli perdagangan ditaati dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan perdagangan.

Sesungguhnya mengembalikan sesuatu kepada orang-orang yang berwenang dalam kemaslahatan umum adalah seperti merujuk kepada dokter dalam mengetahui makanan yang berbahaya untuk dihindari dan yang bermanfaat darinya untuk dijadikan santapan. Ini tidak berarti bahwa dokter adalah yang menghalalkan makanan yang manfaat atau mengharamkan makanan yang mudharat. Tetapi sesungguhnya dokter hanya sebatas sebagai pembimbing sedang yang menghalalkan dan mengharamkan adalah yang menentukan syari’at (Allah dan Rsul-Nya), firmanNya.

“Artinya : Dan menghalalkan bagi mereka segala hal yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala hal yang buruk” [Al-Araf : 157] [2].

Dengan demikian anda mengetahui bahwa setiap bid’ah dalam agama adalah sesat dan tertolak. Adapun bid’ah dalam masalah dunia maka tiada larangan di dalamnya selama tidak bertentangan dengan landasan yang telah ditetapkan dalam agama [3]. Jadi, Allah membolehkan anda membuat apa yang anda mau dalam urusan dunia dan cara berproduksi yang anda mau. Tetapi anda harus memperhatikan kaidah keadilan dan menangkal bentuk-bentuk mafsadah serta mendatangkan bentuk-bentuk maslahat.” [4]

Adapun kaidah dalam hal ini menurut ulama sebagaimana dikatakan Ibnu Taimiyah [5] adalah : “Sesungguhnya amal-amal manusia terbagi kepada : Pertama, ibadah yang mereka jadikan sebagai agama, yang bermanfaat bagi mereka di akhirat atau bermanfaat di dunia dan akhirat. Kedua, adat yang bermanfaat dalam kehidupan mereka. Adapun kaidah dalam hukum adalah asal dalam bentuk-bentuk ibadah tidak disyari’atkan kecuali apa yang telah disyariatkan Allah. Sedangkan hukum asal dalam adat [6] adalah tidak dilarang kecuali apa yang dilarang Allah”.

Dari keterangan diatas tampak dengan jelas bahwa tidak ada bid’ah dalam masalah adat, produksi dan segala sarana kehidupan umum”.

Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Mahmud Syaltut dalam kitabnya yang sangat bagus, Al-Bid’ah Asabbuha wa Madharruha (hal. 12 –dengan tahqiq saya), dan saya telah mengomentarinya sebagai berikut, “Hal-hal tersebut tiada kaitannya dengan hakikat ibadah. Tetapi hal tersebut harus diperhatikan dari sisi dasarnya, apakah dia bertentangan dengan hukum-hukum syari’at ataukah masuk di dalamnya”.

Di sini terdapat keterangan yang sangat cermat yang diisyaratkan oleh Imam Syathibi dalam kajian yang panjang dalam Al-I’tisham (II/73-98) yang pada bagian akhirnya disebutkan, “Sesungguhnya hal-hal yang berkaitan dengan adat jika dilihat dari sisi adatnya, maka tidak ada bid’ah di dalamnya. Tetapi jika adat dijadikan sebagai ibadah atau diletakkan pada tempat ibadah maka ia menjadi bid’ah”.

Dengan demikian maka “tidak setiap yang belum ada pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga belum ada pada masa Khulafa Rasyidin dinamakan bid’ah. Sebab setiap ilmu yang baru dan bermanfaat bagi manusia wajib dipelajari oleh sebagian kaum muslimin agar menjadi kekuatan mereka dan dapat meningkatkan eksistensi umat Islam.

Sesungguhnya bid’ah adalah sesuatu yang baru dibuat oleh manusia dalam bentuk-bentuk ibadah saja. Sedangkan yang bukan dalam masalah ibadah dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syari’at maka bukan bid’ah sama sekali” [7]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Qawa’id An-Nuraniyah Al-Fiqhiyah (hal. 22) berkata, “ Adapun adat adalah sesuatu yang bisa dilakukan manusia dalam urusan dunia yang berkaitan dengan kebutuhan mereka, dan hukum asal pada masalah tersebut adalah tidak terlarang. Maka tidak boleh ada yang dilarang kecuali apa yang dilarang Allah. Karena sesungguhnya memerintah dan melarang adalah hak prerogratif Allah. Maka ibadah harus berdasarkan perintah. Lalu bagaimana sesuatu yang tidak diperintahkan di hukumi sebagai hal yang dilarang?

Oleh karena itu, Imam Ahmad dan ulama fiqh ahli hadits lainnya mengatakan, bahwa hukum asal dalam ibadah adalah tauqifi (berdasarkan dalil). Maka, ibadah tidak disyariatkan kecuali dengan ketentuan Allah, sedang jika tidak ada ketentuan dari-Nya maka pelakunya termasuk orang dalam firman Allah.

“Artinya : Apakah mereka mempunyai para sekutu yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak dizinkan Allah?” [Asy-Syuraa : 21]

Sedangkan hukum asal dalam masalah adat adalah dimaafkan (boleh). Maka, tidak boleh dilarang kecuali yang diharamkan Allah.

“Artinya : Katakanlah. Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal. ‘Katakanlah, ‘Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) ataukah kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?” [Yunus : 59]

Ini adalah kaidah besar yang sangat berguna. [8]

Yusuf Al-Qaradhawi dalam Al-Halal wal Haram fil Islam (hal.21)berkata, “Adapun adat dan muamalah, maka bukan Allah pencetusnya, tetapi manusialah yang mencetuskan dan berinteraksi dengannya, sedang Allah datang membetulkan, meluruskan dan membina serta menetapkannya pada suatu waktu dalam hal-hal yang tidak mendung mafsadat dan mudharat”.

Dengan mengetahui kaidah ini [9], maka akan tampak cara menetapkan hukum-hukum terhadap berbagai kejadian baru, sehingga tidak akan berbaur antara adat dan ibadah dan tidak ada kesamaran bid’ah dengan penemuan-penemuan baru pada masa sekarang. Dimana masing-masing mempunyai bentuk sendiri-sendiri dan masing-masing ada hukumnya secara mandiri.

[Disalin dari kitab Ilmu Ushul Al-Fiqh Al-Bida’ Dirasah Taklimiyah Muhimmah Fi Ilmi Ushul Fiqh, edisi Indonesia Membedah Akar Bid’ah,Penulis Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, Penerjemah Asmuni Solihan Zamakhsyari, Penerbit Pustaka Al-Kautsar]
__________
Foote Note
[1]. Maksudnya ulama dan umara
[2]. Ushul fil Bida’ was Sunan : 94
[3]. Ini batasan yang sangat penting, maka hendaklah selalu mengingatnya!
[4]. Ushul fil Bida’ was Sunan : 106
[5]. Al-Iqtidha II/582
[6]. Lihat Al-I’tiham I/37 oleh Asy-Syatibi.
[7]..Dari ta’liq Syaikh Ahmad Syakir tentang kitab Ar-Raudhah An-Nadiyah I/27
[8]. Sungguh Abdullah Al-Ghumari dalam kitabnya “Husnu At-Tafahhum wad Darki” hal. 151 telah mencampuradukkan kaidah ini dengan sangat buruk, karena menganggap setiap sesuatu yang tidak terdapat larangannya yang menyatakan haram atau makruh, maka hukum asal untuknya adalah dipebolehkan. Dimana dia tidak merincikan antara adat dan ibadah. Dan dengan itu, maka dia telah membantah pendapatnya sendiri yang juga disebutkan dalam kitabnya tersebut seperti telah dijelaskan sebelumnya.
[9]. Lihat Al-Muwafaqat II/305-315, karena di sana terdapat kajian penting dan panjang lebar yang melengkapi apa yang ada di sini.

Sunday, December 12, 2010

Qana'ah Sifat Mulia yang Harus Dimiliki Para Istri

Sikap qana’ah atau menerima apa adanya (nrimo) pada masalah kebendaan (duniawi) dalam kehidupan suami istri sangat dibutuhkan.Terutama bagi seorang istri tanpa adanya sifat qana’ah maka bisa dibayangkan bagaimana susahnya seorang suami. Setiap tiba di rumah maka yang terdengar adalah keluhan-keluhan, belum punya ini belum punya itu, ingin beli perhiasan, pakaian baru, sepatu baru, jilbab baru, perkakas rumah tangga, furniture, dan lain-lainnya.
Alhamdulillah bila sang suami memiliki banyak harta apabila tidak maka yang terjadi adalah pertengkaran dan perselisihan melihat kedudukan suami dengan sebelah mata karena gaji yang kecil .Terkadang keluar keluhan bila si Fulan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar mengapa engkau tidak??? sehingga impian membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warrahmah semakin jauh. Hati menjadi resah dan gundah lalu hilanglah rasa syukur, baik kepada suami maupun kepada Allah. Bila hal ini sudah menimpa pada seorang istri maka waspadalah ya ukhti,….sesungguhnya engkau telah membebani suamimu diluar kemampuannya.
Engkau telah membuatnya terlalu sibuk dengan dunia untuk memenuhi segala keinginanmu. Berapa banyak kaum suami yang meninggalkan majelis ilmu syar’i demi mengejar uang lemburan? sebelum menikah rajin datang ke tempat majelis ilmu setelah menikah jarang terlihat lagi, mungkin tadinya datang setiap minggu sekarang frekuensinya menjadi sebulan dua kali atau sekali bahkan mungkin tidak datang lagi!!! Atau berapa banyak kaum suami yang rela menempuh jalan yang diharamkan Allah Ta’ala demi membahagiakan sang istri tercinta. Yang terakhir ini banyak ditempuh oleh para suami yang minim sekali ilmu agamanya sehingga demi ‘’senyuman sang istri” rela ia menempuh jalan yang dimurkai-Nya.Wal’iyyadzu billah.
Duhai, para istri…engkau adalah sebaik-baik perhiasan diatas muka bumi ini bila engkau memahami dienmu. Maka jadilah wanita dan istri yang shalihah, itu semua bisa dicapai bila engkau mampu mengendalikan hawa nafsumu, bergaul hanya dengan kawan-kawan yang shalihah dan berilmu, dan tutuplah matamu bila engkau melihat sesuatu yang tidak mungkin bisa engkau raih, lihatlah kebawah masih banyak yang lebih menderita dan lebih miskin hidupnya dibandingkan engkau. Maka akan kau temui dirimu menjadi orang yang mudah mensyukuri nikmat-Nya.
Sifat qana’ah ibarat mutiara yang terpendam di bawah laut, barangsiapa yang bisa mengambilnya dan memilikinya maka beruntunglah ia. Seorang istri yang memiliki sifat qana’ah ini maka dapat membawa ketentraman dan kedamaian dalam rumah tangganya. Suami merasa sejuk berdampingan denganmu, rasanya akan enggan ia menjauh darimu.
Betapa bahagianya para suami yang memiliki istri yang qana’ah, para istri bisa memiliki sifat ini bila ia mau berusaha sekuat tenaga dan berdo’a kepada Allah semata. Ya, Allah janganlah kau jadikan dunia satu-satunya keinginan utama kami, amin.Wallahu’alam bishawwab.

Inilah Obat Kanker yang Paling Ampuh

Bismillah,
Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-jauhnya. Kenapa? Karena sebenarnya ada obat alami untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya SEPULUH RIBU KALI LIPAT lebih ampuh dibanding terapi kemo. Obat alami ini adalah buah yang familiar dengan orang Indonesia.

Buah Sirsak

Tapi kenapa kita tidak tahu ?

Karena salah satu perusahaan Dunia merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini serapat2nya, mereka ingin dana riset yang di keluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya di jual ke pasar dunia…

Memprihatinkan, beberapa orang meninggal sia2, mengenaskan, karena keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan omzet milyaran dollar menutup rapat2 rahasia keajaiban pohon graviola ini.

Pohonnya rendah, di brazil dinamai “Graviola”, di Spanyol “Guanabana” bahasa inggrisnya “soursop”. Di Indonesia, ya buah sirsak. Buahnya berduri lunak, daging buah berwarna putih, rasanya manis2 kecut/asam, dimakan dengan cara membuka kulitnya atau di buat jus.

Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik.

Salah satu contoh betapa pentingnya keberadaan Health Science Institute bagi orang2 amerika adalah institute ini membuka tabir rahasia buah ajaib ini. Fakta yang mencengangkan adalah : jauh dipedalaman hutan amazon, tumbuh “pohon ajaib”, yang akan merubah cara berpikir anda, dokter anda, dan dunia mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan untuk bertahan hidup. Tidak ada yang bisa menjanjikan lebih dari hal ini, untuk masa2 yang akan datang.

Riset membuktikan “pohon ajaib” dan buahnya ini bisa :

• Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, Tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo. • Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan. • Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan / penyembuhan.

• Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari salah satu pabrik obat terbesar di Amerika. Buah Graviola di-test di lebih dari 20 Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya. Hasil test dari ekstrak ( sari ) buah ini adalah  

• Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker : Usus Besar, Payu Dara, Prostat, Paru2, dan Pankreas. • Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan.  

• Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel2 jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh sel2 sehat.

Riset telah di lakukan secara ekstensive pada pohon “ajaib” ini, selama bertahun-tahun tapi kenapa kita tidak tahu apa2 mengenai hal ini ? jawabnya adalah : begitu mudah kesehatan kita, kehidupan kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan kekuasaan.

Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh dihutan Amazon ini. Ternyata beberapa bagian dari pohon ini : Kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian di Amerika selatan untuk menyembuhkan : sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan reumatik. Dengan bukti2 ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker.

Tapi… kisah Graviola hampir berakhir disini. Kenapa?

Dibawah undang2 federal, sumber bahan alami untuk obat DILARANG / TIDAK BISA dipatenkan.

Perusahaan menghadapi masalah besar, berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk membuat sinthesa/cloning dari Graviola ini agar bisa di patenkan sehingga dana yang di keluarkan untuk riset dan aneka test bisa kembali, dan bahkan meraup keuntungan besar. Tapi usaha ini tidak berhasil. Graviola tidak bisa di-kloning. Perusahaan gigt jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset dan aneka test.

Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar ber-angsur2 memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk TIDAK mempublikasikan hasil riset ini.
Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari team riset tidak tega melihat kekejaman ini terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, dia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengupulkan bahan2 alami dari hutan amazon untuk pembuatan obat.

Ketika para pakar risetdari Health Science Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset. Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang efektif.

The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel2 jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak di publikasikan.

Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang di lakukan leh 20 Laboratorium Independence yang berbeda.

Suatu studi yang di publikasikan oleh The Journal of Natural Products meyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di korea selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsure kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamicin dan Terapi Kemo.

Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah : Graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh/terganggu . Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel2 reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif : rasa mual dan rambut rontok.

Sebuah studi di Purdue University membuktikan bahwa daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker : prostate, pancreas, dan Paru2.

Setelah selama kurang lebih dari 7 tahun tidak ada berita mengenai Graviola, akhirnya berita keajaiban ini pecah juga, melalui informasi dari lembaga2 tersebut di atas.

Pasokan terbatas ekstrak Graviola yang di budidayakan dan di panen oleh orang2 pribumi Brazil, kini bisa di peroleh di Amerika.

Sirsak mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker.
Untuk pencegahan: disarankan makan atau minum jus buah sirsak.

Untuk penyembuhan: - 10 buah daun sirsak yang sudah tua (warna hijau tua) dicampur ke dalam 3 gelas air dan direbus terus hingga menguap dan air tinggal 1 gelas saja. - Air yang tinggal 1 gelas diminumkan ke penderita setiap hari 2 kali. - Setelah minum, efeknya katanya badan terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi.

Dalam waktu 2 minggu, hasilnya bisa dicek ke dokter, katanya cukup berkhasiat. Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal.
Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh juga sebagian sel sel yang normal.

Sekarang anda tahu manfaat buah sirsak yang luar biasa ini. Rasanya manis2 kecut menyegarkan. Buah alami 100% tanpa efek samping apapun.

Sebar luaskan kabar baik ini kepada keluarga, saudara, sahabat,dan teman yang anda kasihi.

Kisah lengkap tentang Graviola, dimana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat di jumpai dalam Beyond Chemotherapy : New Cancer Killers, Safe as Mother’s Milk, sebagai free special bonus terbitan Health Science Institute.

Artikel ini hasil terjemahan Health Science Institute.

Buat yang masih ragu, apa salahnya kita mencoba, makan buah kan ga berbahaya . ga kayak makan racun  , tapi ingat, yang berlebihan itu tidak baik.

DAN SEKALI LAGI PLEASE, JANGAN MINUM OBAT YANG KATANYA MENGCLAIM MENGANDUNG SIRSAK. MAKAN DAN MINUMLAH JUS BAHAN ASLI ALAMI SIRSAK .
Semoga bermanfaat.


Read more: http://www.abuayaz.co.cc/2010/11/inilah-obat-kanker-paling-ampuh-yang.html#ixzz17yQ7kzCm

Saturday, December 11, 2010

Rambu-Rambu Mengkritik

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada penutup para rasul, kepada para keluarga dan sahabat beliau.

Sidang pembaca yang dimuliakan Allah, sesungguhnya kesalahan dan kekhilafan merupakan sifat yang melekat di diri anak cucu Adam. Oleh karenanya, setiap orang bisa saja dikritik dan dibantah. Tidak ada seorang pun yang ma’shum selain para nabi dan rasul. Meski demikian, terdapat beberapa ketentuan dan etika yang patut diperhatikan oleh setiap pihak yang ingin mengritik dan membantah seorang yang keliru dan menyelisihi kebenaran. Berikut berbagai ketentuan dan etika tersebut:

*
Ikhlas dalam mengritik dan membantah. Setiap muslim wajib mengharapkan Wajah Allah ta’ala dalam kritikan dan bantahan yang dilakukannya, dia tidak boleh melancarkan kritikan dan bantahan dengan tujuan menonjolkan diri, tidakpula mencari popularitas dan membalas dendam. Jangan sampai dia mengritik karena termotivasi oleh hasad (kedengkian) atau berbagai tendensi tertentu, namun hendaknya yang memotivasinya dalam mengritik adalah untuk menampakkan kebenaran dan menjelaskan kesalahan yang ditopang keinginan memperoleh Wajah Allah ta’ala.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

“Wajib bagi setiap orang yang memerintahkan kebaikan dan mengingkari kemungkaran berlaku ikhlas dalam tindakannya dan menyadari bahwa tindakannya tersebut adalah ketaatan kepada Allah. Dia berniat untuk memperbaiki kondisi orang lain dan menegakkan hujjah atasnya, bukan untuk mencari kedudukan bagi diri dan kelompok, tidakpla untuk melecehkan orang lain.”[1]

*
Bantahan harus ditopang di atas ilmu. Kritikus harus mengetahui letak kesalahan dari pihak yang akan dibantah. Dia harus tahu kandungan-kandungan perkataan pihak yang dibantah yang bertentangan dengan nash-nash syari’at sehingga dirinya tidak mengingkari sesuatu yang ma’ruf dan malah membenarkan kemungkaran, menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah. Dengan demikian, tidak boleh mengritik dan membantah tanpa ilmu dan bashirah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

يَنْبَغِي لِمَنْ أَمَرَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَى عَنْ الْمُنْكَرِ أَنْ يَكُونَ فَقِيهًا فِيمَا يَأْمُرُ بِهِ فَقِيهًا فِيمَا يَنْهَى عَنْهُ

“Hendaknya setiap orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar adalah seorang yang ‘alim terhadap apa yang dia perintahkan dan dia larang.”[2]

* Adil. Ketahuilah, kritik dan bantahan merupakan vonis hukum terhadap seseorang dan Allah telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya,

وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا (٥٨)

Dan Allah (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (An Nisa: 58). Oleh karena itu, seorang kritikus tidak boleh berbuat zhalim, melampaui batas, menuduh, dan memaknai perkataan dengan makna yang tidak dimaksud oleh pihak yang dibantah.

*
Berhusnuzhan tapi tetap kritis. Dengan demikian, husnuzhan tersebut tidak kebablasan sehingga kita menganggap setiap kebatilan diperbolehkan. Sebaliknya, tidak boleh bersuuzhan sehingga memahami perkataan pihak yang dibantah dengan makna terburuk. Namun, hendaknya bersikap moderat diantara kedua hal tersebut. Hal ini membutuhkan ketelitian. Oleh karenanya, siapa yang tidak mampu menguasainya dengan baik, hendaknya dia menyerahkan hal ini kepada ahlinya.

* Lembut dan santun. Karena kelembutan dan kesantunan di setiap perkara akan menghiasi dan memudahkan. Benar, terkadang di beberapa kondisi dan untuk beberapa orang, kita perlu sikap tegas sebagaimana yang dipraktekkan ulama salaf. Akan tetapi, bersikap lembut adalah hukum asal dalam membantah dan mengritik, apalagi pihak yang dibantah merupakan seorang tokoh yang memiliki pengikut, atau memiliki peluang besar untuk rujuk kepada kebenaran. Cukuplah firman Allah bagi kita dalam hal ini, tatkala mengutus Musa dan Harun kepada Fir’aun,

فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (٤٤)

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut. (Thaha: 44).

* Hanya menghukumi perkataan dan perbuatan lahiriah; tidak masuk ke ranah batin dan niat yang tersembunyi karena hal itu hanya diketahui oleh Allah semata. Hal ini sangat penting diperhatikan karena sering dilalaikan. Acapkali kami ditemukan ikhwan yang berlebih-lebihan dalam membantah ahli bid’ah sehingga mendorong dirinya untuk memvonis batin ahli bid’ah tersebut.[3]

* Boleh membantah secara tersembunyi atau terang-terangan, sesuai kondisi. Seorang kritikus perlu bersikap hikmah, sehingga dia mampu menempuh metode yang paling tepat sesuai kondisi pihak yang dikritik. Jika kesalahan tersebut dipublikasikan secara luas, maka pada kondisi demikian bantahan dapat dilancarkan dengan terang-terangan. Namun, apabila kesalahan tersebut bersifat personal, maka hendaknya pengritik membantah dan mengingatkannya empat mata, tanpa perlu dipublikasikan.

*
Tidak berpegang pada berbagai syarat dan kaidah yang tidak berdalil. Sebagian orang berpendapat bahwa setiap orang yang salah, maka setiap perkataannya tidak boleh diterima dan didengarkan, meski perkataannya itu benar dan berdalilkan ayat Al Quran dengan istidlal (pendalilan) yang benar. Sebagian lagi berpandangan dalam mengritik, jangan hanya membeberkan kesalahan tapi juga harus menyebutkan kebaikan sehingga bisa bersikap muwazanah (seimbang). Lainnya mengatakan jangan ingkari sebelum dinasehati terlebih dahulu.

Semua pandangan di atas, meski terlihat baik, namun tidak tepat, karena setiap kebenaran patut diterima dan didengar, sedangkan setiap kebatilan patut dibantah, siapapun orangnya. Tidak ada pihak yang terbebas dari kritikan dan bantahan setelah para nabi dan rasul.

* Memvonis (menghukumi) perkataan bukan personal. Misal seorang kritikus mengucapkan, “Perkataan ini merupakan kekufuran; bisa menyebabkan murtad; kefasikan; batil; bid’ah; menyelisihi sunnah” atau ucapan yang semisalnya sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan.

Kritikus tidak boleh mengucapkan, “Fulan telah kafir; telah murtad; seorang yang fasik; mubtadi’” Mengapa tidak diperbolehkan? Karena vonis kepada individu memiliki kaidah-kaidah tertentu yang digunakan oleh para ulama dan hakim.

Contoh akan hal ini adalah perkataan sebagian ulama salaf “Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al Qur-an adalah makhluk, sungguh dia telah kafir”. Mereka mengatakan ucapan tadi, meskipun demikian mereka tidak serta-merta memvonis kafir orang yang mengucapkan hal tersebut. Perhatikanlah hal ini, karena sangat penting.

* Pihak yang mengritik berniat untuk menasehati. Dia berharap dengan kritikannya tersebut, pihak yang salah kembali kepada kebenaran dan bertaubat serta memperbaiki kesalahannya.

* Kritik dan bantahan hukumnya fadhu kifayah. Dengan demikian, semua orang tidak berkewajiban untuk menulis bantahan dan kritikan kepada mereka yang menyelisihi ajaran syari’at. Namun, sebagaimana yang ditegaskan di atas, cukup yang berkemampuan saja.

Demikianlah. Semoga bermanfaat bagi kami pribadi dan kaum muslimin yang membacanya.

Waffaqaniyallahu wa iyyakum.

Diterjemahkan dari artikel Syaikh Salim Ath Thawil “Dhawabith fin Naqd war Radd” dengan beberapa penyesuaian.

Penerjemah: Muhammad Nur Ichwan Muslim

Artikel www.muslim.or.id

[1] Al Fatawa.

[2] Al Fatawa.

[3] Hal yang sama juga telah diingatkan oleh Ustadzuna, Arismunandar hafizhahullah ketika kami berkunjung ke Jogja dan menyempatkan diri mengikuti halaqah beliau yang membahas kitab Al Iman karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.

Yasinan: Bid'ah yang Dianggap Sunnah


“Ayo pak kita yasinan di rumahnya pak RT!” Kegiatan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat kita ini biasanya diisi dengan membaca surat Yasin secara bersama-sama. Mereka bermaksud mengirim pahala bacaan tersebut kepada si mayit untuk meringankan penderitaannya. Timbang-timbang, daripada berkumpul untuk bermain catur, kartu apalagi berjudi, kan lebih baik digunakan untuk membaca Al-Qur’an (khususnya surat Yasin). Memang sepintas jika dipertimbangkan menurut akal pernyataan itu benar namun kalau dicermati lagi ternyata ini merupakan kekeliruan.
Al-Qur’an untuk Orang Hidup
Al-Qur’an diturunkan Alloh Ta’ala kepada Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wa sallam sebagai petunjuk, rahmat, cahaya, kabar gembira dan peringatan. Maka kewajiban orang-orang yang beriman untuk membacanya, merenungkannya, memahaminya, mengimaninya, mengamalkan dan berhukum dengannya. Hikmah ini tidak akan diperoleh seseorang yang sudah mati. Bahkan mendengar saja mereka tidak mampu. “Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang mati itu mendengar.” (Terjemah An-Nahl: 80). Alloh Ta’ala juga berfirman di dalam surat Yasin tentang hikmah tersebut yang artinya, “Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan supaya dia memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup.” (Yasin: 69-70). Alloh berfirman yang artinya, “Sesungguhnya seseorang itu tidak akan menanggung dosa seseorang yang lain dan bahwasanya manusia tidak akan memperolehi ganjaran melainkan apa yang telah ia kerjakan.” (An-Najm: 38-39). Berkata Al-Hafizh Imam Ibnu Katsir rohimahulloh: “Melalui ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rohimahulloh dan para pengikutnya menetapkan bahwa pahala bacaan (Al-Qur’an) dan hadiah pahala tidak sampai kepada orang yang mati, karena bacaan tersebut bukan dari amal mereka dan bukan usaha mereka. Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkan umatnya, mendesak mereka untuk melakukan perkara tersebut dan tidak pula menunjuk hal tersebut (menghadiahkan bacaan kepada orang yang mati) walaupun hanya dengan sebuah dalil pun.”
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan surat Yasin jika dibaca secara khusus tidak dapat dijadikan hujjah. Membaca surat Yasin pada malam tertentu, saat menjelang atau sesudah kematian seseorang tidak pernah dituntunkan oleh syari’at Islam. Bahkan seluruh hadits yang menyebutkan tentang keutamaan membaca Yasin tidak ada yang sahih sebagaimana ditegaskan oleh Al Imam Ad Daruquthni.
Islam telah menunjukkan hal yang dapat dilakukan oleh mereka yang telah ditinggal mati oleh teman, kerabat atau keluarganya yaitu dengan mendo’akannya agar segala dosa mereka diampuni dan ditempatkan di surga Alloh subhanahu wa ta’ala. Sedangkan jika yang meninggal adalah orang tua, maka termasuk amal yang tidak terputus dari orang tua adalah do’a anak yang sholih karena anak termasuk hasil usaha seseorang semasa di dunia.
Biar Sederhana yang Penting Ada Tuntunannya
Jadi, tidak perlu repot-repot mengadakan kenduri, yasinan dan perbuatan lainnya yang tidak ada tuntunannya dari Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam. Bahkan apabila dikaitkan dengan waktu malam Jum’at, maka ada larangan khusus dari Rosululloh shollalohu’alaihi wa sallam yakni seperti yang termaktub dalam sabdanya, “Dari Abu Hurairah, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam: Janganlah kamu khususkan malam Jum’at untuk melakukan ibadah yang tidak dilakukan pada malam-malam yang lain.” (HR. Muslim). Bukankah lebih baik beribadah sedikit namun ada dalilnya dan istiqomah mengerjakannya dibanding banyak beribadah tapi sia-sia? Rosululloh shollallohu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beramal yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka ia tertolak.” (HR. Muslim). Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala melindungi kita semua dari hal-hal yang menjerumuskan kita ke dalam kebinasaan. Wallohu a’lam bishshowab.
***
Penulis: Muhammad Ikrar Yamin
Artikel www.muslim.or.id

Friday, December 10, 2010

Vitamin C High-dose “can it really cause kidney stone ?”

One night, I was checking on one of
my mailing-list account. And there
was one topic about vitamin C highdose.
It’s so so interesting that I wanna
share it with you in this article!
Salah satu member mailinglist
itu posted a topic: “Vitamin C
high-dose menyebabkan batu ginjal!”.
Saya seketika sangat tertarik,
dan kemudian took some
times surfing sources in the internet.
Dari sekian banyak artikelartikel
yang saya baca, beberapa
bagian penting ingin saya bagikan
kepada anda.
Vitamin C dosis tinggi -
seperti yang sedang gencargencarnya
dipromosikan di media
dengan berbagai macam
brand names-nya - sebenarnya
sangat berguna untuk tubuh
kita. Selain untuk pertahanan
tubuh, regenerasi sel, vitamin C
juga berguna untuk kesehatan
kulit, anti-aging, hingga penyembuhan
luka.
Hanya saja, mitos yang ada
selama ini percaya bahwa vitamin
C high-dose dapat menyebabkan
terjadinya batu ginjal.
Namun, dari literatur yang
saya pelajari, ternyata kadar
asam yang tinggi pada vitamin
C dosis tinggi justru mencegah
pembentukan batu ginjal. Batu
ginjal biasanya terbentuk dari
pengendapan kalsium (yang paling
sering adalah calcium phosphate).
Suasana asam dalam ginjal
yang diakibatkan oleh konsumsi
vitamin C high-dose justru
mencegah pengendapan tersebut
dengan cara mengurai pembentukan
batu phosphate
(Cheraskin et al).
Memang benar bahwa
ascorbate (active ion in vitamin
C) meningkatkan produksi oxalate
dalam tubuh, namun, urine
yang asam - karena vitamin C -
justru menghambat penyatuan
calcium dengan oxalate.
Vitamin C juga memiliki
e f ek diure t ik , s ehing g a
menghambat kondisis statik dalam
ginjal - yang umum dalam
pembentukan batu. Fast moving
rivers deposit little silt.
So, it’s not bad to start consuming
Vitamin C.
“have a healthy life!”

Thursday, December 09, 2010

19 Keistimewaan Wanita dalam Islam

1. Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah s.a.w. akan hal tersebut, jawab Baginda s.a.w., "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".

2. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah s.w.t. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.


3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah s.w.t. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah s.w.t.

4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah s.w.t. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah s.w.t.

7. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah s.w.t. dan orang yang takutkan Allah s.w.t., akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

8. Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah). Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.

9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah s.w.t. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.

11. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 lelaki yang soleh.

12. Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah s.a.w., "Suaminya". "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah s.a.w, "Ibunya".

13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibubapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.

15. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

16. Syurga itu di bawah tapak kaki ibu.

17. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Nabi s.a.w) di dalam syurga.

18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.

19. Daripada Aisyah r.a. "Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka."

Perhiasan Dunia Terindah adalah Wanita Sholehah

Assalamu'alaikum warahmatullah wabariakatuh

Sebuah berita gembira datang dari sebuah hadits Rosul bahwa Rosulullah Saw. Bersabda :

”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang sholehah.” (HR. ...an-Nasa’I dan Ahmad)

Di dalam Islam, peranan seorang istri memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan berumah-tangga dan peranannya yang sangat dibutuhkan menuntutnya untuk memilih kualitas yang baik sehingga bisa menjadi seorang istri yang baik. Pemahamannya, perkataaannya dan kecenderungannya, semua ditujukan untuk mencapai keridho’an Allah Swt., Tuhan semesta Alam. Ketika seorang istri membahagiakan suaminya yang pada akhirnya, hal itu adalah untuk mendapatkan keridho’an dari Allah Swt. sehingga dia (seorang istri) berkeinginan untuk mengupayakannya.

Kualitas seorang istri seharusnya memenuhi sebagaimana yang disenangi oleh pencipta-Nya yang tersurat dalam surat Al-Ahzab. Seorang Wanita Muslimah adalah seorang wanita yang benar (dalam aqidah), sederhana, sabar, setia, menjaga kehormatannya tatkala suami tidak ada di rumah, mempertahankan keutuhan (rumah tangga) dalam waktu susah dan senang serta mengajak untuk senantiasa ada dalam pujian Allah Swt.

Ketika seorang Wanita Muslimah menikah (menjadi seorang istri) maka dia harus mengerti bahwa dia memiliki peranan yang khusus dan pertanggungjawaban dalam Islam kepada pencipta-Nya, Allah Swt. menjadikan wanita berbeda dengan pria sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an:

”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.” (QS. An Nisaa’ , 4:32)

Kita dapat melihat dari ayat ini bahwa Allah Swt. membuat perbedaan yang jelas antara peranan laki-laki dan wanita dan tidak diperbolehkan bagi laki-laki atau wanita untuk menanyakan ketentuan peranan yang telah Allah berikan sebagaimana firman Allah:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al Ahzab, 33:36)

Karenanya, seorang istri akan membenarkan Rasulullah dan akan membantu suaminya untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah (hukum Islam) dan memastikan suaminya untuk kembali melaksanakan kewajiban-kewajibannya, begitupun dengan kedudukan suami, dia juga harus memenuhi kewajiban terhadap istrinya.

Diantara hak-hak lainnya, seorang istri memiliki hak untuk Nafaqah (diberi nafkah) yang berupa makanan, pakaian dan tempat untuk berlindung yang didapatkan dari suaminya. Dia (suami) berkewajiban membelanjakan hartanya untuk itu walaupun jika istri memiliki harta sendiri untuk memenuhinya. Rasulullah Saw. Bersabda :

”Istrimu memiliki hak atas kamu bahwa kamu mencukupi mereka dengan makanan, pakaian dan tempat berlindung dengan cara yang baik.” (HR. Muslim)

Ini adalah penting untuk dicatat bahwa ketika seorang istri menunaikan kewajiban terhadap suaminya, dia (istri) telah melakukan kepatuhan terhadap pencipta-Nya, karenanya dia (istri yang telah menunaikan kewajibannya) mendapatkan pahala dari Tuhan-Nya. Rasulullah Saw. mencintai istri-istrinya karena kesholehan mereka.

Aisyah Ra. suatu kali meriwayatkan tentang kebaikan kualitas Zainab Ra., istri ketujuh dari Rosulullah Saw.,”Zainab adalah seseorang yang kedudukannya hampir sama kedudukannya denganku dalam pandangan Rasulullah, dan aku belum pernah melihat seorang wanita yang lebih terdepan kesholehannya daripada Zainab Ra., lebih dalam kebaikannya, lebih dalam kebenarannya, lebih dalam pertalian darahnya, lebih dalam kedermawanannya dan pengorbanannya dalam hidup serta mempunyai hati yang lebih lembut, itulah yang menyebabkan ia lebih dekat kepada Allah”.

Seperti kebesaran Wanita-wanita Muslimah yang telah dicontohkan kepada kita, patut kiranya bagi kita untuk mencontohnya dengan cara mempelajari kesuciannya, kekuatan dari karakternya, kebaikan imannya dan kebijaksanaan mereka. Usaha untuk mencontoh Ummul Mukminin yang telah dijanjikan surga (oleh Allah) dapat menunjuki kita kepada karunia surga.

Abu Nu’aim meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda :

“Ketika seorang wanita menunaikan sholat 5 waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mematuhi suaminya, maka dia akan masuk surga dengan beberapa pintu yang dia inginkan.” (HR. Al Bukhari, Al Muwatta’ dan Musnad Imam Ahmad)

Wahai Muslimah yang tulus, perhatikan bagaimana Nabi Saw. menjadikan sikap ta’at kepada suami sebagai dari bagian amal perbuatan yang dapat mewajibkan masuk surga, seperti shalat, puasa; karena itu bersungguh-sungguhlah dalam mematuhinya dan jauhilah sikap durhaka kepadanya, karena di dalam kedurhakan kepada suami terdapat murka Allah Swt.


Wallahu a’lam bish showab..

Wednesday, December 08, 2010

Keutamaan Puasa di Bulan Muharram

Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘ anhu dia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,ُلَضْفَأ
ِماَيِّصلا
َدْعَب
َناَضَمَر
ُرْهَش
ِهَّللا
ُمَّرَحُمْلا
ُلَضْفَأَو
ِةَالَّصلا
َدْعَب
ِةَضيِرَفْلا
ُةَالَص
ِلْيَّللا
“Puasa yang paling utama
setelah (puasa) Ramadhan
adalah (puasa) di bulan Allah
(bulan) Muharram, dan shalat
yang paling utama setelah
shalat wajib (lima waktu)
adalah shalat malam. “[1].
Hadits yang mulia ini
menunjukkan dianjurkannya
berpuasa pada bulan
Muharram, bahkan puasa di
bulan ini lebih utama
dibandingkan bulan-bulan
lainnya, setelah bulan
Ramadhan[2].
Mutiara hikmah yang dapat
kita petik dari hadits ini:
- Puasa yang paling utama
dilakukan pada bulan
Muharram adalah puasa
‘ Aasyuura’ (puasa pada
tanggal 10 Muharram), karena
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam melakukannya dan
memerintahkan para
sahabatradhiyallahu ‘anhum
untuk melakukannya[3], dan
ketika Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam ditanya tentang
keutamaannya beliau
bersabda, ُرِّفَكُي
َةَنَّسلا
َةَيِضاَمْلا
“ Puasa ini menggugurkan
(dosa-dosa) di tahun yang
lalu “[4].
- Lebih utama lagi jika puasa
tanggal 10 Muharram
digandengankan dengan
puasa tanggal 9 Muharram,
dalam rangka menyelisihi
orang-orang Yahudi dan
Nashrani, karena Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika disampaikan kepada
beliau bahwa tanggal 10
Muharram adalah hari yang
diagungkan orang-orang
Yahudi dan Nashrani, maka
beliau
bersabda,اَذِإَف
َناَك
ُماَعْلا
ُلِبْقُمْلا –
ْنِإ َءاَش
ُهَّللا –
اَنْمُص
َمْوَيْلا
َعِساَّتلا
“ Kalau aku masih hidup
tahun depan, maka sungguh
aku akan berpuasa pada
tanggal 9 Muharram (bersama
10 Muharram). ” [5]
- Adapun
hadits, اوُموُص
َمْوَي
َءاَروُشاَع
اوُفِلاَخَو
ِهيِف
َدوُهَيْلا
اوُموُص
ُهَلْبَق
ًامْوَي ْوَأ
ُهَدْعَب
ًامْوَي
“ Berpuasalah pada hari
‘Aasyuura’ dan selisihilah
orang-orang Yahudi,
berpuasalah sehari
sebelumnya atau sehari
sesudahnya. “[6], maka
hadits ini lemah sanadnya dan
tidak bisa dijadikan sebagai
sandaran dianjurkannya
berpuasa pada tanggal 11
Muharram[7].
- Sebagian ulama ada yang
berpendapat di-makruh-
kannya (tidak disukainya)
berpuasa pada tanggal 10
Muharram saja, karena
menyerupai orang-orang
Yahudi, tapi ulama lain
membolehkannya meskipun
pahalanya tidak sesempurna
jika digandengkan dengan
puasa sehari sebelumnya[8].
- Sebab Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam
memerintahkan puasa tanggal
10 Muharram adalah karena
pada hari itulah Allah Ta ’ala
menyelamatkan Nabi Musa
álaihis salam dan umatnya,
serta menenggelamkan
Fir ’aun dan bala tentaranya,
maka Nabi Musa ‘alaihis
salam pun berpuasa pada hari
itu sebagai rasa syukur
kepada-Nya, dan ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mendengar orang-
orang Yahudi berpuasa pada
hari itu karena alasan ini,
maka beliau shallallahu
‘ alaihi wa sallam
bersabda,ُنْحَنَف
ُّقَحَأ
ىَلْوَأَو
ىَسوُمِب
ْمُكْنِم
“ Kita lebih berhak (untuk
mengikuti) Nabi Musa
‘ alaihis salam daripada
mereka“[9]. Kemudian untuk
menyelisihi perbuatan orang-
orang Yahudi, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam
menganjurkan untuk berpuasa
tanggal 9 dan 10 Muharram
[10].
- Hadits ini juga menunjukkan
bahwa shalat malam adalah
shalat yang paling besar
keutamaannya setelah shalat
wajib yang lima waktu[11].
***
Penulis: Ustadz Abdullah
Taslim Al Buthoni, M.A.Artikel
www.muslim.or.id
[1] HSR Muslim (no. 1163).
[2] Lihat keterangan Syeikh
Muhammad bin Shaleh al-
Utsaimin dalam Syarhu
Riyadhis Shalihin (3/341).
[3] Dalam HSR al-Bukhari (no.
1900) dan Muslim (1130).
[4] HSR Muslim (no. 1162).
[5] HSR Muslim (no. 1134).
[6] HR Ahmad (1/241), al-
Baihaqi (no. 8189) dll, dalam
sanadnya ada perawi yang
bernama Muhammad bin
Abdurrahman bin Abi Laila,
dan dia sangat buruk
hafalannya (lihat Taqriibut
Tahdziib hal. 493). Oleh karena
itu syaikh al-Albani
menyatakan hadits ini lemah
dalam Dha ’iful Jaami’ (no.
3506).
[7] Lihat kitab Bahjatun
Nazhirin (2/385).
[8] Lihat keterangan Syeikh
Muhammad bin Shaleh al-
Utsaimin dalam as-Syarhul
Mumti’ (3/101-102).
[9] Semua ini disebutkan
dalam HSR al-Bukhari (3216)
dan Muslim (1130).
[10] Lihat keterangan syaikh
Muhammad al-Utsaimin dalam
Syarhu Riyadhis Shalihin
(3/412).
[11] Lihat kitab Bahjatun
Nazhirin (2/329).

Tuesday, December 07, 2010

Belajar Mencintai yang Tak Sempurna dengan Cara yang Sempurna

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
kebesaran Allah.[Adz Dzaariyaat , Ayat 49]


Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita
berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu
tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,Bahkan dengan segala
kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya,Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi
cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat :
"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat
semuanya berhasil" Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...